Pentingnya
penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil dan siap kerja diwujudkan
pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi
perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lebih berorientasi pada
permintaan pasar tenaga kerja masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), dan mempersiapkan
para lulusan dengan pembekalan karakter kewirausahaan (entrepreneurship) yang
bersinergi erat dengan industri sebagai mitra utama dalam penerapan Teaching
Factory. Pengalaman dari sejumlah industri yang telah bekerja sama dengan
beberapa SMK yang telah menerapkan pola pembelajaran seperti Teaching Factory,
unit produksi, dan sejenisnya, medapatkan respon positif dari Dunia Usaha/Dunia
Industri (DU/DI) atas peningkatan kualitas lulusannya.
Hubungan
kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola pembelajaran Teaching
Factory akan berdampak positif untuk meningkatkan kerjasama (partnership)
secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisi win-win solution.
Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan sinkronisasi
dunia pendidikan kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and
balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara
keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja.
Tujuan
1.
Mempersiapkan lulusan SMK untuk siap kerja dan pelaku wirausaha
2.
Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya
3.
Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing;
4.
Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja
5.
Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK
6.
Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta
membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual
7.
Memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya sehingga
dapat membuat keputusan tentang karir yang akan dipilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar